Rasanya sebuah kata apologi “roda terus berputar, kadang di atas kadang di bawah” tidaklah seyogyanya dijadikan alasan untuk kita berhenti dan berdiam diri.
Memang pada saatnya, daun jati akan meranggas. Tetapi bukan untuk membunuh pohon itu sendiri, melainkan meranggas untuk menyelamatkan keberlangsungan hidupnya. Dalam hidup ini ada yang harus kita korbankan. Banyak tak berbilang. Pengorbanan itu tidak lain adalah bagian dari tahapan kenaikan level dari nilai diri kita. Maka kelak pengorbanan akan menjadi kesempurnaan bagi kebaikan tersebut.
Namun, jangan pernah mengorbankan yang besar untuk mendapatkan yang kecil. Walaupun ketika saatnya tiba, yang besar maupun yang kecil tidak tampak jelas beda.
Menjadi baik memang bukan jaminan, tetapi sedikit banyaknya ketika kita menjadi baik maka kita menjadi kran kebaikan yang mana kebaikan itu mengalir, hingga pada saatnya akan beranakkan sungai kebaikan. Banyak yang mengambil manfaat di sana.
Ada saatnya kita menjadi rapuh. Mudah terhempas, kemudian hancur. Ada saatnya kita merasa lelah. Hingga kaki-kaki kebaikan terasa tidak lagi kokoh. Tapi jangan lelah menjadi baik.
Sekedar beristirahat, atau diam sejenak, tak apalah. Sembari menghitung-hitung kecerobohan di masa yang lalu untuk ditambal dengan kebaikan, atau mempersiapkan bekal untuk menanam kebaikan di jalan yang lebih panjang dan terjal.
Jangan lelah menjadi baik, sebab jahat dan kejahatan telah mengikrarkan abadi. Hidup dengan medium bervarian dalam jengkalan kesempatan yang mempesonakan.
Jangan lelah menjadi baik, sebab saya, anda, dan kita semua -walaupun jahat- butuh sangat kebaikan. Selayaknya tubuh, kebaikan ibarat nasi dan lauk pauknya: keberlangsungan hidup.
Jangan lelah menjadi baik, sebab baik dan kebaikan bukanlah tujuan semata tapi proses panjang!
Memang pada saatnya, daun jati akan meranggas. Tetapi bukan untuk membunuh pohon itu sendiri, melainkan meranggas untuk menyelamatkan keberlangsungan hidupnya. Dalam hidup ini ada yang harus kita korbankan. Banyak tak berbilang. Pengorbanan itu tidak lain adalah bagian dari tahapan kenaikan level dari nilai diri kita. Maka kelak pengorbanan akan menjadi kesempurnaan bagi kebaikan tersebut.
Namun, jangan pernah mengorbankan yang besar untuk mendapatkan yang kecil. Walaupun ketika saatnya tiba, yang besar maupun yang kecil tidak tampak jelas beda.
Menjadi baik memang bukan jaminan, tetapi sedikit banyaknya ketika kita menjadi baik maka kita menjadi kran kebaikan yang mana kebaikan itu mengalir, hingga pada saatnya akan beranakkan sungai kebaikan. Banyak yang mengambil manfaat di sana.
Ada saatnya kita menjadi rapuh. Mudah terhempas, kemudian hancur. Ada saatnya kita merasa lelah. Hingga kaki-kaki kebaikan terasa tidak lagi kokoh. Tapi jangan lelah menjadi baik.
Sekedar beristirahat, atau diam sejenak, tak apalah. Sembari menghitung-hitung kecerobohan di masa yang lalu untuk ditambal dengan kebaikan, atau mempersiapkan bekal untuk menanam kebaikan di jalan yang lebih panjang dan terjal.
Jangan lelah menjadi baik, sebab jahat dan kejahatan telah mengikrarkan abadi. Hidup dengan medium bervarian dalam jengkalan kesempatan yang mempesonakan.
Jangan lelah menjadi baik, sebab saya, anda, dan kita semua -walaupun jahat- butuh sangat kebaikan. Selayaknya tubuh, kebaikan ibarat nasi dan lauk pauknya: keberlangsungan hidup.
Jangan lelah menjadi baik, sebab baik dan kebaikan bukanlah tujuan semata tapi proses panjang!
No comments:
Post a Comment