Friday, September 29, 2006

dan Tupai pun Jatuh...

Langit Satria merona merah, sebab sesaat kemudian matahari harus berganti rambulan. Sunnatullah. Saat itu detik-detik takdir mulai berada di ujung jari sang Khaliq, setelah Malaikat-malaikat Ashar Lalu lalang, bercerita kisah bani adam di penghujung hari.

Ah... Aku terhempas di antara puing-puing Satria yang semakin genit dan tak sabar belajar bersolek. Merayu, menjelma menjadi cengkeraman.

dan... kamuflase itu bernama Panah-panah Setan

Allah, Engkau suguhkan "biduan-biduan" dunia hingga aku terperanjat dan terjerat.

Allah, maka suguhkan aku kembali dengan nikmat-nikmat kehalalan dalam cawan dakwah, dan sendok tarbiyah.

Agar lelahku berganti ghirah khouf dan roja MahabbahMu.