Sunday, April 02, 2006

Pemuda, Inilah momentum kita!


PEMUDA, INILAH MEMONTUM KITA!



Siapa yang tidak mengenal MTV?! Tampaknya dunia ini tidak akan pernah bisa terpisahkan dengan musik, begitupun dengan televisi. Lihat, di perkampungan kecil, walau rumah beratapkan seng tetapi berhiaskan antena parabola. Inilah kenyataan hari ini.
Begitu naif kehidupan kita, seorang lelaki mati dihakimi massa setelah tertangkap basah mencuri ayam, yang notabene harganya tidak lebih mahal tarif salon-salon kecantikan. Di lain sisi paradoks hukum kita begitu menggurat jelas, seorang koruptor dengan santainya bisa keluar masuk bank dengan membobol milyaran rupiah, tanpa takut dihakimi massa.
Inilah kenyataannya, ratusan anak yang lahir dengan kondisi ekonomi yang tidak memadai, memaksa mereka berderat teratur di lampu-lampu merah, atau menjadi "penyanyi" ala kadarnya, demi sesuap nasi. Paradoks, pameran-pameran mobil hampir setiap bulan menghiasi sudut-sudut aula, tidak ketinggalan tayangan iklan mobil dan juga motor tiada hentinya hadir di televisi kita.
Kemudian di sudut sana, anak-anak berperut buncit, bukan karena kekenyangan, semakin bertambah teratur menghiasi laporan-laporan kesehatan di puskesmas yang di tinggal dokternya, karena gajinya sedikit.

Dan sungguh melenakkan kegemaran kita berkutat dengan transparansi-transparansi kuliah, tanpa paham isinya, sementara begitu banyak antrian sarjana pencari kerja. Mereka hanya berbekal kertas berjudulkan ijazah tetapi tidak memiliki skill sama sekali, bahkan keilmuan mereka ditanyakan, sebab kuliah mereka cuma sekedar titip absen dan copy-paste laporan. Sungguh memalukan!
Rakyat yang bersusah payah menyubsidi kuliah kita, tapi kita justru meracuni rakyat dengan tugas terstruktur bodong, hasil catut kakak kelas.

Paradoks. Di bumi barat sana, bangsa-bangsa yang mengaku pilihan, semakin maju, kepandaian mereka rata-rata setaraf dengan kepandaian para doktor Indonesia. Walaupun mereka tidak mengenyam pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi, mereka tetap memiliki pola berpikir maju. Jika kita amati, kondisi ini merupakan kondisi yang sudah direncanakan:

Negara-negara berkembang sekelas Indonesia dicekoki MTV dan hamburger, agar para pemudanya manja dan cengeng, sebab dininabobokan dengan musik tidak karuan MTV dan disuguhi makanan sampah, yang bagi mereka inilah moderenisme ala barat. Padahal sepeser demi sepeser uang yang dibelanjakan untuk hamburger akan dibelikan senapan yang akan menembaki anak-anak muslim di belahan jazirah Arab sana, dan kita malah asik – tidak menghiraukan sayatan tangis bocah yang ditinggal ibunya karena di rudal si La'natullah kufar – stasiun-stasiun radio kacangan atau mengumpulkan pin-up para "idola".

Lalu, siapa kita?
Lelaki yang termenung di pagi hari untuk sekedar memikirkan apa yang akan dikatakan kepada sang kekasih nanti saat janjian. Atau perempuan yang sibuk menjadi kolektor ulung majalah sampah, mengumpulkan gambar ganteng si A atau si cute B. Siapa kita?
Sungguh kita adalah putra-putri Islam, yang dilahirkan atas Iradah Allah untuk berbuat yang terbaik. Menyeru kepada kemuliaan hidup dengan bekal sirah, dan memimpin manusia menuju cahaya keabadian dengan al-Qur'an sebagai pedoman.

Wahai pemuda! Kalian dilahirkan dari rahim ibu yang mungkin ummi terhadap masalah ini, juga dibimbing ayah yang mungkin kolot taklid leluhur. Tetapi kalian adalah manusia yang lain, yang berbeda secara potensi dan kesempatan dengan orang-orang tua kita. Maka tidak ada alasan hanya berdiam di lubang-lubang alasan ketidakberdayaan. Sungguh pemuda adalah harapan.

Sungguh, kita harus meyakini Islam yang kita anut adalah kunci hakikat kehidupan ini, yang tanpanya kita tidak akan mampu masuk dan memahai kehidupan ini. Bahkan, barangkali kita akan terus-menerus dihujani kejahiliyaan peradaban, dan disirami cahaya panas kemungkaran. Maka, seharusnya tidak ada ruang-ruang keraguan di hati kita terhadap Islam.
Rasulullah, adalah pemimpin para pemuda. Dengan tanggannya beliau telah membuktikan bahwa dunia dengan peradabannya bisa dirubah dengan kekuatan para pemuda. Kisah fenomenal Mushab bin Umair dengan tangannya mengkondisikan kota peradaban Islam, Madinah. Atau kisah heroik Sholahudin al-Ayubi dengan pedangnya merebut kembali masjid suci al-Aqsha.

Itulah tabiat Islam. Menjadikan si pengecut berubah menjadi si pemberani, merubah si keras Umar menjadi sosok bijak. Atau merubah kehinaan budak di kubangan tradisi quraisy, Bilal, menjadi sosok istimewa penghibur Rasulullah dan ummat.

Pemuda, inilah momentum kita!
Fisik kita adalah fisik terkuat dari yang dimiliki usia manusia. Akal kita adalah akal tertajam, dan harapan-harapan juga kesempatan potensi waktu dan usia kita adalah potensi terbesar dari rangkaian usia manusia. Dan Islam menyempurnakannya dengan sandaran dan pertolongan Zat yang memiliki dunia ini, maka berpikir dan berkaryalah untuk bangsa dan ummat. Jangan tunggu esok! karena esok adalah kesempatan yang masih tersamarkan, dan jangan pula terlalu lama bernostalgia dengan hari kemarin. Raihlah hari ini dengan amal yang sempurna. Maka kejayaan ummat akan terbit atas tangan-tangan kita.

Pemuda, kitalah pembaharu ummat. Ummat yang kita sedang sakit, akan kita obati dengan Islam yang kita emban. Yaitu Islam yang bersih dari campur tangan manusia dan dari segala kecacatan. Islam yang universal, menyeluruh, tidak parsial, tidak bercampur bid'ah, takhayul, dan khurafat.
Kita jualah generasi penerus itu. Kitalah generasi penerus para Nabi, maka kita harus benar-benar meninfakan jiwa dan raga kita untuk Islam hingga syahid di jalan Allah. Tapi pahamilah kita bukanlah generasi penerus tradisi/nenek moyang kita yang jahil, yang tidak mau menerima dan mengikuti petunjuk Allah. Kita tidak boleh meneruskan kebodohan tradisi leluhur. Kita harus benar-benar membenamkan diri pada kemurnian Islam.
Wahai generasi pengganti! Setiap peran yang kita miliki harus dapat merealisasikan kemaslahatan ummat, membawa ummat kearah kemuliaan, kedamaian, dan keadilan. Generasi yang mencintai Allan dan kelak Allah pun mencintai kita. Kita akan menggantikan kelemahan dengan kekuatan, kebodohan dengan ketajaman akal adn akhlaq mulia.
"Hai orang-orang yang beriman, Barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha mengetahui." (QS. al-Maa-idah: 54)
Wahai pemuda, maka bersiap-siagalah. Karena kita adalah komponen pengubah. Kita harus mampu mengubah kemungkaran dalam diri kita, keluarga, masyarakat, dan ummat.
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. at-Taubah: 71)

Apapun yang kita miliki, sekecil apapun peran kita, sungguh ummat terlanjur menopangkan harapan di pundak para pemuda. Maka tidak ada kata berhenti untuk beramal dan memperbaiki ummat.



Wallahu a'lam bish-showab
Mail to: abdu_thoyyib@yahoo.com

No comments: